Rabu, 12 Desember 2012

Visi Misi UMB

Universitas Mercu Buana


Motto Universitas Mercu Buana

UMB: UNGGUL, MUTU, DAN BERMANFAAT

Unggul
Menjadi unggul berarti menjadi yang utama, kompeten atau istimewa. Unggul dilakukan dengan cara meningkatkan adaptasi terhadap dinamika masyarakat, mampu merespon kebutuhan masyarakat dan berusaha menyelaraskan antara tantangan perubahan dengan potensi yang dimiliki sehingga berdaya secara optimal.

Menurut Paul Suparno dalam tulisannya Kompetensi Umum Lulusan Perguruan Tinggi di Masyarakat Global yang ditebitkan dalam buku berjudul Pendidikan Berbasis Kompetensi dikatakan bahwa kompetensi umum lulusan Perguruan Tinggi adalah :
1. Kompetensi berbahasa asing
2. Kompetensi dalam menggunakan teknologi informasi
3. Kompetensi yang berkaitan dengan sikap kerja, disiplin, kejujuran, ketelitian, tanggung jawab, kematangan emosi.
4. Kompetensi untuk bekerja sama dengan orang lain
5. Kompetensi mengekspresikan diri. ( Suparno, 2002; 70 ? 71)

Hal ini nampaknya sejalan dengan ide UMB bahwa UMB akan menjadikan civitas akademika dan lulusannya unggul dalam hal kemampuannya membangun jaringan kerja secara mandiri, kemampuan dalam membangun kerjasama yang saling menguntungkan, mampu menguasai teknologi informasi, mampu berkomunikasi secara internasional, menjadi pribadi etis dan yang paling unik yang dimiliki oleh UMB adalah menghasilkan profesional yang berjiwa wirausaha.

Untuk mewujudkan hal tersebut, langkah ? langkah strategis akan, sedang dan telah dilaksanakan. Langkah strategis yang telah dan masih akan berlangsung adalah membangun program studi unggulan yang diarahkan kepada bidang ilmu yang prospektif dan memiliki kekhususan. Pada tahun 2004/2005 ini, dari hasil kajian dan evaluasi kurikulum yang difasilitasi oleh Unit Pengembangan dan Kerjasama, telah dirintis program studi baru, yaitu ; Visual Communication dan Information Sistem. Kedua program studi ini merupakan program studi yang diunggulkan, karena merupakan bidang ilmu yang prospektif dan memiliki kekhususan.
Program studi Visual Communication ini merupakan Program studi baru dibawah naungan Fakultas Ilmu Komunikasi. Program studi ini memberikan wawasan, pengetahuan teoritis, konseptual dan keterampilan reka bentuk ( Visualisasi ), ilustrasi dan teknik visual. Lulusan ini dibekali dengan kemampuan penciptaan gagasan, mengembangkan konsep kreatif ke dalam bentuk visual serta eksekusinya melalui kuliah tatap muka 40 % dan praktek & laboratorium 60 %.
Sedangkan program studi Information Sistem ini nantinya menghasilkan lulusan yang berpandangan luas tentang system informasi dan teknologi, mampu mengembangkan dan mengimplementasikan system informasi berbasis teknologi informasi, meliputi aplikasi dan komunikasi data di berbagai organisasi usaha/instansi. Mahasiswa juga dibekali kemampuan analisis, pemecahan masalah maupun perancangan system informasi berbasis teknologi informasi yang sesuai dengan karakteristik organisasi/usaha. Selain itu kemampuan manajerial dan dasar-dasar ilmu pengetahuan yang kuat juga diberikan, agar lulusan ini siap kerja di berbagai organisasi usaha/instansi maupun melanjutkan pendidikan yang lebih tinggi (Strata 2, Strata 3 atau spesialis ).

ber- Mutu 

Pada setiap kegiatan Perguruan Tinggi, untuk menghasilkan produk bermutu maka sistem dan prosesnya harus mendapat perhatian utama. Kualitas sebuah perguruan tinggi berarti adalah kualitas keseluruhan dalam perguruan tinggi tersebut, yang mencakup manajemen dan sumber daya manusia, tujuan organisasi, kurikulum dan proses belajar mengajar, pelayanan, operasional, dan sebagainya.

Hal ? hal tersebut di atas dikelola dengan berlandaskan atribut relevansi; efisiensi; efektifitas; akuntabilitas; kreatifitas; situasi menang ? menang; performa yang terukur; empati; responsiveness; produktifitas; kemampuan akademik tinggi (Tampubolon, 2001; 122 ? 126. Langkah nyata yang sedang dirintis oleh UMB adalah mengembangkan kurikulum berbasis kompetensi, merencanakan untuk meng ISO kan proses administrasi pendidikan dan menambah satu fakultas baru.

Berbicara mengenai kurikulum berbasis kompetensi sebetulnya alasan untuk mengikuti ke arah trend ini sudah dibahas di muka. Digambarkan bahwa ketidakmampuan dalam mengantisipasi ke empat proses perkembangan sosial ekonomi dapat menyebabkan kualitas lulusan perguruan tinggi akan tertinggal. Oleh karena itu di Indonesia dan juga di belahan dunia lainnya empat pilar pendidikan yaitu learn to know, learn to do, learn to be dan learn to live together dikembangkan. Ke-empat pilar pendidikan tersebutlah yang menjadi dasar konsep Pendidikan Berbasis Kompetensi (PBK). Adapun prinsip dasar terpenting dari PBK adalah menekankan pada hasil; outcomes merupakan kompetensi yang dapat diukur; evaluasi keberhasilan merupakan pengukuran penguasaan kompetensi yang telah dicapai oleh mahasiswa; relevansi lebih besar pada dunia nyata serta menekankan kepada kemampuan berfikir lebih tinggi (Soewono, 2002; 50 ? 53). 


Bermanfaat 

Seiring dengan berubahnya paradigma perguruan tinggi, harapan UMB menjadi Universitas yang bermanfaat bagi banyak orang merupakan sebuah keharusan. Jika dahulu pandangan bahwa pendidikan adalah proses linier sekarang berubah menjadi sirkuler. Proses linier beranggapan bahwa output diterima kemudian diproses (dididik) dan hasilnya adalah keluaran (lulusan), proses stop sampai di sini apa yang terjadi di masyarakat bukan lagi menjadi urusan perguruan tinggi tersebut.

UMB sangat menyadari bahwa pendidikan adalah proses sirkuler yang berarti perencanaan mutu produk dibuat berdasarkan kebutuhan pelanggan, rencana tersebut dilakukan dan dikendalikan dengan baik sehingga jasa bermutu dapat tercapai. Mahasiswa sebagai pelanggan primer puas. Lulusan diberikan informasi tentang dunia kerja dan akhirnya diterima/ bekerja di dunia kerja. Dunia kerja dan pelanggan tersier memberikan info kepada perguruan tinggi tentang perkembangan kebutuhan serta kritik tentang produk lulusannya. Sebaliknya dalam proses itu Perguruan Tinggi juga meminta dan memantau informasi dari dunia kerja. Berdasarkan semua data tersebut sebuah Perguruan Tinggi menyusun lagi rencana mutu produknya, membuat peningkatan mutu dan melaksanakannya.

Sosialisasi sederhana mengenai UMB: Unggul, ber-Mutu, Bermanfaat kiranya dapat dipahami dan bersama ? sama kita bahu membahu mewujudkannya. Semoga UMB masa depan adalah UMB yang membanggakan, sehingga jika ada yang berkata kepada kita ?.. ? ih UMB deh kamu.. ? itu berarti Unggul, ber-Mutu dan Bermanfaat bukannya Uh Malu ? maluin Bener deh kamu. Semoga ? !!


  1. Budaya kerja disiplin, jujur dan tanggung jawab
  2. Mengembangkan budaya kerja yang kreatif
  3. Mengembangkan budaya kerja yang ramah lingkungan
  4. Mengembangkan budaya kerja yang sadar nilai lokal

Visi Misi Universitas Mercu Buana


Menjadi Universitas Unggul dan terkemuka untuk menghasilkan tenaga professional yang memenuhi kebutuhan industri dan masyarakat dalam persaingan global.

Misi Universitas Mercu Buana

1.      Menyelenggarakan pendidikan, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat dan menciptakan serta menerapkan keunggulan akademik untuk menghasilkan tenaga professional dan lulusan yang memenuhi standar kualitas kerja yang disyaratkan.
2.      Menerapkan manajemen pendidikan tinggi yang efektif dan efisien dan mengembangkan jaringan kerjasama dengan industri dan kemitraan yang berkelanjutan sebagai respon atas perubahan arus dan daya saing global.
3.      Mengembangkan kompetensi dan menumbuhkembangkan jiwa kewirausahaan dan etika professional kepada para mahasiswa dan staf yang memberikan kontribusi positif terhadap peningkatan kualitas hidup.


Visi dan Misi Fasilkom Universitas Mercu Buana

FASILKOM UMB

Ilmu Komputer (Computer Sciences) adalah studi tentang komputer dan proses algoritma, yang mencakup prinsip-prinsipnya, perancangan software dan hardware, aplikasi-aplikasi serta pengaruhnya pada masyarakat.


Visi

Menjadi  Fakultas  Ilmu  Komputer  yang  unggul  dalam menghasilkan  tenaga  profesional  yang mandiri di era informasi dunia global yang memiliki kompetensi di bidang  jaringan multiakses, solusi korporasi dan industri kreatif.

Misi

Menghasilkan  lulusan  yang  profesional, mandiri  dan mampu  bersaing  di  era  informasi  dunia global. Melaksanakan  pengembangan  iptek dalam  bidang keilmuan  komputer dengan  fokus pada jaringan multiakses dan industri kreatif. Menjalin kemitraan dengan berbagai  institusi untuk peningkatan mutu pelaksanaan Tridharma Perguruan Tinggi.


Visi Misi Sistem Informasi Universitas Mercu Buana

Visi

Menjadi program studi Sistem Informasi yang mendidik dan menghasilkan sarjana yang memiliki kompetensi di bidang Analisis Sistem dan Mobile Commerce yang berdaya saing global dan berjiwa wirausaha.

Misi

Menyelenggarakan pendidikan akademik yang mengikuti perkembangan terkini untuk menghasilkan lulusan yang kompeten pada bidang Analisis Sistem dan Mobile Commerce.
Mengembangakan penelitian di bidang Sistem Informasi yang melibatkan dosen dan mahasiswa dalam rangka menunjang pendidikan dan pengabdian kepada masyarakat.
Mengembangkan riset terapan dengan memanfaatkan kemitraan dengan industri dan keilmuan Sistem informasi dalam rangka meningkatkan produktifitas dan nilai tambah bagi masyarakat

Minggu, 02 Desember 2012

Etika Profesi - Karya Ciptaan yang Belum Dipatenkan




Karya Ciptaan yang Belum Dipatenkan

1. Motif Batik yang belum dipatenkan


Potensi industri batik di Jawa Timur cukup menjanjikan. Hampir di 38 kota atau kabupaten di Jatim memiliki produk batik masing-masing salah satunya batik madura. Sayangnya, separo motif batik Jatim belum dipatenkan. Itu diungkapkan Ketua Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Jatim Nina Soekarwo.
“Perlindungan Hak Atas Kekayaan Intelektual (HAKI) motif batik ini sangat penting. Selain bisa meningkatkan daya saing juga diharapkan tidak akan ada lagi klaim kepemilikan motif batik ” ujarnya saat ditemui di acara pembukaan gerai Paradise Batik di Surabaya kemarin.
Dia mengungkapkan potensi industri batik dan tenun Jatim menurut Nina cukup besar, berkisar 9.824 unit yang tersebar di Jatim. Sektor ini mampu menyerap tenaga kerja sebanyak berkisar 29.571 orang

Nina menambahkan, di Jatim terdapat sekitar 1.120 motif batik dari 38 kota atau kabupaten. Namun hanya 560 motif batik saja yang mau dipatenkan. Separonya tidak.. Sehingga di dalam produknya tidak mencantumkan label made in Indonesia. Padahal pemasarannya telah sampai Malaysia dan Singapura. “Tentu, hal ini sangat merugikan,” katanya.
Beberapa kota yang telah mematenkan motif batik adalah batik Surabaya , batik Pamekasan , dan batik Jombang. Berbagai strategi diupayakan untuk mendorong kesadaran perajin batik mematenkan motif batik tersebut. Misalnya melalui pendekatan yang dilakukan oleh Dekranasda kota atau kabupaten ke perajin batik.
Ia menceritakan, di Tulungagung ada satu perajin batik yang enggan memberikan label made in Indonesia di produknya. Padahal produk ini telah masuk pasar ekspor. Perajin batik itu beralasan, telah ada kesepakatan dengan pembeli di Malaysia.
“Tentu ini tidak benar. Dekranas pusat mengetahui hal ini, dan mengancam akan dicabut penghargaan Upakartinya,” katanya.


2.  Aplikasi Lacak Korupsi Via SMS


Ke depan, tindakan korupsi di pemerintahan bisa diketahui hanya dengan pesan singkat (SMS). Itu setelah Mohammad Faid (22), yang menjadi bintang dalam wisuda Sekolah Tinggi Teknologi (STT) Nurul Jadid Paiton, Kabupaten Probolinggo Jawa Timur, berhasil menciptakan aplikasi SMS Gateway.

Aplikasi tersebut diciptakan dengan program Phyton dengan Windows XP atau Windows Seven dan sementara ini digunakan pesantren, untuk memantau para santri.

Melalui perangkat modem, aplikasi itu bisa mengirim SMS secara otomatis kepada wali santri tentang perilaku anaknya selama di pesantren, dengan dibantu petugas operator yang memasukkan data.

"Misalnya, si santri sedang ke luar pesantren tanpa izin, maka aplikasi itu secara otomatis mengirim SMS kepada walisantri bahwa anaknya melanggar peraturan pesantren. Aplikasi ini bisa digunakan untuk kepentingan yang lebih besar sesuai kebutuhan," ujar Mohammad Faid, yang mengalami kekurangan pada dua kakinya, Senin (15/10/2012).

Ketua Ikatan Alumni STT Nurul Jadid yang juga anggota DPRD Kota Probolinggo, Abdul Aziz berencana menarik aplikasi itu ke dalam pemerintahan. Dengan SMS Gateway, institusi pengawas atau lembaga yang berwenang mengawasi penggunaan APBD, seperti BPK, polisi, jaksa, dewan, LSM dan wartawan. Mereka bisa leluasa mengontrol dan mencegah terjadinya tindak pidana korupsi.

"Aplikasinya juga mudah, karena tinggal mengoneksi semua data dengan data database, lalu dikoneksikan ke modem. Aplikasi itu akan langsung melaporkan pengeluaran APBD. Bila terjadi penyimpangan, maka SMS langsung terkirim. Jadi, tindakan korupsi sekecil apapun bisa dilacak hanya dengan SMS. Nota dinas keuangan juga menjadi bahan untuk mendukung SMS Gateway," 


3. Telepon Bergerak Berbasis Satelit

( ADI RAHMAN ADIWOSO )



Berbekal keahliannya di bidang telekomunikasi satelit, ia menghasilkan teknologi sekaligus produk baru yang belum ada di pasaran dunia. Inovasi Adi memungkinkan komunikasi lewat telepon genggam bisa dilakukan di mana saja. Ketika jaringan kabel belum menjangkau dan telepon seluler konvensional kehilangan sinyal, sistem telekomunikasi temuannya tetap “on”.
Cara kerja telepon ini sangat bergantung pada Garuda 1, yang dikendalikan fasilitas pengontrol satelit di pulau Batam. Di situ juga dibangun pusat kendali jaringan (network control center – NCC), yakni pengatur arus percakapan dengan panel pengaturnya. Garuda 1 mampu melayani 22.000 pembicaraan pada saat bersamaan. Selain itu, dibangun pula sebuah pintu gerbang (gateway) yang berfungsi sebagai operator lokal. Dengan Byru, pelanggan bisa menghubungi sesama telepon satelit, ke telepon GSM serta ke telepon rumah. Tiap permintaan sambungan akan dilakukan melalui satelit. Permintaan itu dianalisis oleh NCC Batam, untuk menentukan identitas penelepon dan menentukan gateway mana yang cocok dengan tujuan panggilan. Setelah itu, permintaan sambungan akan diteruskan ke telepon tujuan. Pembicaraan pun berlangsung. Semua proses itu berjalan sangat cepat, hanya dalam hitungan detik.

4. REAKTOR BIOGAS ( Andrias Wiji Setio Pamuji )




Reaktor biogas adalah alat pembangkit gas yang dibuat dari kotoran ternak, penemunya adalah Andrias Wiji Setio Pamudji. Seorang lelaki yang berasal dari Desa Ngerendeng, kecamatan Sine, Kabupaten Ngawi, Jawa Timur.

Penemuan ini bermula kala ia masih kuliah di tingkat III di Jurusan Teknik Kimia Departemen Teknik Industri Institut Teknologi Bandung sekitar tahun 2000-an. Waktu itu ia meriset pembikinan reaktor biogas yang sederhana. Tapi dari yang sederhana inilah muncul sesuatu yang bisa dijadikan gas. Sebab sudah mengetahuinya, maka keingintahuannya semakin menggebu.

Kotoran ternak yang diperoleh dari tempat peternakan di masukkan kedalam jerigen berukuran lima meter kemudian ditutup dan tidak dicampur apapun. Setelah itu akan terjadi fermentasi alami yang kemudian kotoran ternak tersebut berubah menjadi gas.
Sebulan kemudian tutup jerigen dibuka dan lubang jerigen segera di beri plastik, kemudian Andreas menyoblos plasik tersebut dengan benda tajam dan keluarlah gas. Walhasil ketika disulut korek api langsung terbakar. Demi menyempurnakan karyanya ia membentuk reaktor dan penampung gas yang murah, kuat dan berkapasitas cukup apabila digunakan untuk keperluan rumah tangga.

Jerih payah Andrias terbayar tunai ketika ia membuat reaktor dari plastik dengan ketebalan 250 mikron serta menciptakan kompor untuk jenis gas metana. Kenapa yang dipilih sebagai penampungnya itu plastik dan bukan lainnya? Karena gas yang dihasilkan belum mampu dikemas dalam tabung. Gas kotoran sapi adalah jenis metana (CH4). Sementara gas yang dikemas dalam tabung merupakan gas yang bisa dicairkan, yang berasal dari butana (C4H10) dan pentana (C5H12).

Apabila gas bisa dicairkan, maka jumlah volume yang bisa ditampung jadi lebih banyak. Sayangnya metana belum bisa demikian. Temuan Andrias baru dipasarkannya tiga tahun kemudian, yaitu pada 9 April 2005. Padahal dua tahun sejak ditekuni, yaitu tahun 2002, karyanya pernah memenangkan lomba kreativitas mahasiswa yang diadakan Direktorat Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional.




5. Pemacu Produktifitas dan Kualitas Udang dan Ikan ( Arief Mulyana Djumra )



Melihat tren dalam upaya menggenjot hasil produksi pertanian, Arief Mulyana Djumra, 42 tahun, alumnus Teknik Kimia Institut Teknologi 10 Nopember (ITS) Surabaya ini prihatin dengan peredaran produk-produk kimia yang digunakan sudah di ambang batas. “Kalau dibiarkan, akan berdampak negatif. Terutama untuk keseimbangan lingkungan maupun kesehatan”, kata Arief.

Keprihatinannya kemudian diwujudkan dengan membuat sebuah formulasi. Bentuknya berupa aktivator hayati untuk tambak udang dan ikan. Temuan yang digagas bersama rekan kerjanya ini dinamakan Mikrobial Plus. Yakni, sebuah teknologi berkonsep pengkayaan nutrisi, yang bermanfaat dalam meningkatkan produktifitas dan kualitas tambak. “Manfaat utamanya adalah untuk meningkatkan produktifitas dan kualitas lingkungan tambak”, jelas Arif.
Ahli kimia ini memang tergolong orang yang tidak mau tinggal diam kalau melihat kerusakan ekosistem akibat pemakaian bahan kimia berlebihan. Berdasarkan pengalamannya melanglang buana sebagai konsultan lingkungan untuk sejumlah perusahaan, membuat Arief dan rekan-rekannya bertindak. Dan teknologi bernama Mikrobial Plus itulah hasilnya.
“Aktivator ini adalah hasil penelitian bioteknologi terapan yang memadukan konsep effective microorganism technology dari Jepang dan pengkayaan nutrisi”, terangnya. Adapun mikroba yang digunakan dipilih dari spesies unggul jasad renik daerah tropis tanpa campuran bahan kimia dan hasil rekayasa genetika. Inilah yang menjadi jaminan 100% akan aman bagi lingkungan. Tentu saja dengan kegunaan utama untuk meningkatkan produktifitas dan kualitas hasil udang dan ikan.

Menurut Arief, jasad renik ini murni dibikin di Indonesia. Pasalnya, negri ini memiliki cadangan bahan yang melimpah ruah, di samping bebas dari unsur rekayasa genetika seperti yang biasa dipraktikkan negara lain. “Jadi jelas beda kan?” tambah arek Suroboyo ini.
Dalam memasyarakatkan produk ini, PT. Era Mandiri Lestari sebagai produsen menunjuk CV. Azka Gemilang. “Sasaran yang ditembak adalah lokasi-lokasi yang potensial menghasilkan udang dan ikan”, ujar Diah Sari, direksi CV. Azkia Gemilang.

Lokasi lahan untuk percontohan antara lain di daerah Dipasena (Lampung), Demak (Jawa Tengah) dan Karawang (Jawa Barat). Terbukti, uji coba itu memang terasa “khasiatnya”. Di daerah Cibuaya, Karawang misalnya. Hanya dalam waktu 65 hari, udang bisa mencapai size 30 (artinya 30 ekor  per kilo). Padahal, umumnya membutuhkan sedikitnya 90 hari lebih.

Manfaat lainnya, bisa digunakan untuk mengatasi penyakit klasik udang, yakni stres. “Jangankan sebelum udang mengalami stres, pada waktu stres pun bisa sembuh dengan Mikrobial Plus ini”, jelas Arief yang juga Direktur PT. Era Mandiri Lestari berpromosi. Setiap produk, apalagi yang berhubungan dengan kelangsungan dan kualitas makhluk hidup, pasti ada efek sampingnya. Kendati kemungkinannya kecil, pada udang pun demikian. Hal inilah yang dihindari oleh Arief. “Alhamdulillah, dalam setahun ini tidak ada sedikit pun yang mengeluh sampai ke telinga kami”, tegasnya.
Salah satu kunci teknologi ini ialah penerapannya yang lebih mengarah pada keseimbangan lingkungan. Tanpa sedikit pun  membuat kerusakan di kemudian hari. (Setyo Nuryanto)



6.  Klip Penambat Bantalan Kereta Api dengan Dua Gigi ( Budi Noviantoro )



Budi Noviantoro, lahir di Bojonegoro, Jawa Timur, 17 November 1960. Menamatkan sarjananya di ITS Surabaya dan UIN Bandung. Sebelum di temukan KA Klip, rel kereta api di Indonesia memakai penambat khusus. Contohnya untuk rel ukuran R33, penambat relnya tidak dapat memakai penambat bermerk Padrol atau DE Clip karena longgar. Ditambah alat ini harus diimpor atau minimal di rakit sendiri ditanah air tapi harus membayar royalti kepada pemilik paten. 

Klip bantalan kereta api dengan dua gigi yang ditemukan oleh Budi bernama KA Klip atau lebih dikenal dengan sebutan penambat rel (fastener) ini lebih sesuai dengan karateristik kereta api di Indonesia.

Jika memakai KA Klip yang sudah diuji bertahun-tahun di lapangan sebelum diakui dan mendapat paten, PT KA tidak perlu repot mengimpor, yang berarti sama halnya dengan menghemat bea impor. Klip rek kereta api temuan Budi hebatnya bisa digunakan di rel berukuran berapapun baik R33, R42 maupun R54.

Meski Budi telah menemukan KA Klip, ia tidak mematenkan temuannya. Sebab penambat rel itu kemudian dipatenkan oleh PJKA. Alasannya sedari awal, ia memang menyerhkan temuannya langsung ke PJKA untuk dimanfaatkan. Disampi ng itu Budi memang tidak berkerja sendiri, ada PT Pindad yang memefasilitasinya mengolah penelitian, pengembangan , lantas memproduksi. Tetapi apapun itu, namanya patut kita catatkan pada sejarah penemu Klip Bantalan Kereta Api dengan Gua Gigi Indonesia.

7.        Bunga Sukun Pembasmi Nyamuk Alami dan Murah ( EDDYMAN, INTAN ELFARINI & KANAKA SUNDHORO )



Eddyman Kharma, Intan Elfarini dan Kanaka Sundhoro, pelajar SMA Taruna Nusantara, berupaya menawarkan cara membasmi nyamuk dengan murah, alami dan efektif. Temuan itu bukan serta-merta datang begitu saja, namun telah melewati penelitian ilmiah yang rumit dan panjang. Karena itulah, setelah dilombakan dalam Lomba Karya Ilmiah Remaja (LKIR) yang diselenggarakan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), karya ilmiah berjudul “Eksplorasi Bunga Sukun sebagai Pengganti Isi Ulang (Refill) Obat Nyamuk Elektrik” itu menyabet juara pertama.
  
Dalam penelitian ilmiahnya, ketiga pelajar SMA itu membandingkan keefektifan objek penelitian mereka dengan salah satu obat antinyamuk elektrik ternama. Setelah melalui uji laboratorium, kata Eddyman, obat antinyamuk temuannya justru lebih efektif dan lebih tahan lama ketimbang obat antinyamuk elektrik pembanding.

“Hasil penelitian kami menyebutkan bahwa bunga sukun dapat digunakan sebagai penolak nyamuk, sekaligus bisa membunuhnya. Setelah dibandingkan dengan obat nyamuk elektrik, temuan kami lebih efektif dan tahan lama, dan tentunya lebih ekonomis”, kata Eddyman menjelang pemaparan karya ilmiahnya di muka dewan juri, awal Desember lalu.

Dalam presentasi penelitian itu di kampus LIPI, Eddyman dan teman-temannya mengemukakan bahwa sukun memiliki banyak kegunaan, namun saat ini kebanyakan orang masih memanfaatkan sukun sebatas pada konsumsi buahnya sebagai sumber gizi dan pengobatan penyakit jantung, penyakit kulit, diare, diabetes, sakit kepala, sakit gigi, herpes, hipertensi, kelainan tulang dan sembelit.

“Setelah melewati uji pustaka, diketahui bahwa bunga sukun mengandung zat kimia yang diperkirakan bisa mengusir bahkan membunuh serangga, namun aman bagi manusia”, kata Eddyman di depan juri.



8. Lagu Lir ilir



Lirik lagu :
Lir ilir, lir ilir Tandure wis sumilir Tak ijo royo-royo Tak sengguh penganten anyar
Cah angon-cah angon Penekna blimbing kuwi Lunyu-lunyu penekna Kanggo mbasuh dodotira
Dodotira-dodotira Kumitir bedah ing pinggir Dondomana jlumatana Kanggo seba mengko sore
Mumpung padhang rembulane Mumpung jembar kalangane Yo suraka.......aaa Surak hiya

Karya ini berada pada domain publik di Indonesia karena merupakan hasil rapat terbuka lembaga negara, peraturan perundang-undangan, pidato kenegaraan atau pidato pejabat pemerintah, putusan pengadilan atau penetapan hakim, atau keputusan badan arbitrase atau keputusan badan sejenis lainnya. Karya ini tidak memiliki hak cipta. (Pasal 13 UU No. 19 Tahun 2002)
Karena merupakan dokumen resmi pemerintahan, karya ini juga berada pada domain publik di Amerika Serikat.

Lir-Ilir, Lagu Sunan Kalijogo yang Belum Dipatenkan

 

SOLO- Kasultanan Keraton Pajang, Solo, Jawa Tengah, meminta kepada Kementerian Kebudayaan untuk mematenkan semua kebudayaan islam, terutama lagu-lagu syiar agama yang diciptakan para Wali Songo. Salah satunya lagu Lir- ilir yang diciptakan Sunan Kalijogo.

Temenggung Kasultanan Keraton Pajang, Solo, Jawa Tengah, Agung Santoso, mengatakan, langkah mematenkan syair lagu Lir- ilir ditujukan agar karya cipta Sunan Kalijago tidak di klaim negeri Jiran, Malaysia, seperti yang pernah terjadi di kebudayaan asli Indonesia lainnya.




9. TES KIT HELICOBACTER PYLORI

( Tes Kit untuk Diagnisa Infeksi Helicobacter Pylori )



                 
Penyakit maag selain disebabkan oleh kesalahan pola makan dapat pula diakibatkan oleh infeksi bakteri Helicobacter pylori. Metoda yang selama ini digunakan untuk mendeteksi keberadaan bakteri dalam lambung tersebut adalah dengan teknik endoskopi yang memerlukan biaya mahal.
Inovasi
Rapid Test Kit yang didesain untuk mendeteksi keberadaan Helicobacter pylori dalam lambung penderita sakit maag, dengan hasil cepat dan akurat.

Dukungan RAMP Indonesia
1.       Penyempurnaan teknologi
2.       Sertifikasi Kementerian Kesehatan RI
3.       Pendirian badan usaha, PT. Bioramp Diagnostika
4.       Penyediaan laboratorium dan peralatan produksi
5.       Pemasaran dan komersialisasi teknologi

Keunggulan dan Spesifikasi
1.       Lebih akurat untuk orang Indonesia karena menggunakan antigen lokal
2.       Harga lebih murah dibandingkan produk impor sejenis
3.       Penggunaan mudah dengan peralatan sederhana (dapat digunakan oleh dokter Puskesmas dan RSUD)
4.       Hasil cepat dan akurat (15 menit)
5.       Kemasan kompak dan tahan lama



10.                 C-Dry, Pengering Cabe Efisien Karya ITS




JAKARTA - Mahasiswa Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS), Surabaya seakan tidak kehabisan ide untuk menelurkan inovasi. Teranyar, empat mahasiswa ITS berhasil mendesain sebuah alat pengering cabai segar yang dijuluki Chili Dryer (C-Dry) yang menigkatkan pendapatan petani cabai di Kota Batu serta mengantarkan mereka lolos Pekan Ilmiah Nasional (Pimnas) XXV di Yogyakarta. 

 Adalah Rizky Fitria Fauzy, Suhartono, Yuandhika Adhi W, dan Zulvah. Ketua PKMT C-Dry Rizky menjelaskan, inisiatif pembuatan PKMT ini muncul dari Tugas Akhir (TA) yang tengah dikerjakan. Mereka pun melakukan survei ke Batu, Malang, yang notabene merupakan salah satu daerah penghasil cabai terbesar di Jawa Timur. ''Di sana sudah ada alat pengering cabai, namun hasilnya masih kurang optimal,'' papar Rizky, seperti dilansir dari ITS Online, Jumat (29/6/2012). 

''C-Dry cukup dengan sumber energi listrik saja,'' kata Zulvah. Modifikasi lainnya terletak pada bentuk fisik alat pengering. Sebelumnya, bentuknya yang memanjang horizontal dianggap terlalu banyak memakan tempat. Sehingga, diubah menjadi bentuk yang vertikal ke atas dengan alas berbentuk V. ''Hal ini kami lakukan agar udara panas dapat segera bergerak ke atas,'' beber mahasiswa Jurusan Teknik Industri tersebut. Pada sisi atap C-Dry sendiri, ditambahkan cerobong asap yang langsung berhubungan dengan sisi bawah. Hal tersebut dilakukan untuk meminimalisasi energi panas yang terbuang. Sehingga terjadi sirkulasi udara panas dengan ukuran suhu tetap. Zulvah menambahkan, untuk sekali produksi, C-Dry dapat mengeringkan 18 kg cabai segar dalam waktu maksimal lima jam.
 ''Pada uji coba pertama, C-Dry dapat mengeringkan cabai dalam waktu empat jam,'' tukas Zulvan. Namun, layaknya prototype PKMT lainnya, C-Dry juga memiliki kekurangan di beberapa bagian. Yuandhika menyebut, meskipun hanya menggunakan satu sumber energi, daya yang dibutuhkan masih cukup besar. "Untuk sekali beroperasi, dapat memakan daya listrik 1.750 watt,"



11.                 Siswa SMAN 3 Semarang Ubah Asap Rokok Jadi Oksigen




SEMARANG - Pelajar Indonesia kembali mengukir prestasi di kancah internasional. Dua siswa SMAN 3 Semarang, Jawa Tengah, Zihrama Afdi dan Hermawan Maulana, mengharumkan nama bangsa dalam ajang International Exhibition for Young Inventors (IEYI) di Bangkok, Thailand, 28–30 Juni 2012. Mereka menyabet medali emas melalui alat yang mereka ciptakan, Thunder Box (T-Box), yang berfungsi untuk mengurai asap rokok. 
Melalui alat tersebut, kandungan-kandungan atau zat berbahaya dalam asap rokok dapat direduksi. Alat ini dapat difungsikan di ruang khusus untuk merokok (smoking room). Zihrama Afdi menuturkan, T-Box mampu menyerap gas karbondioksida (CO2) yang ada pada smoking room, kemudian menguraikannya menjadi karbon dan oksigen. Dari hasil penguraian tersebut, untuk karbonnya dapat dimanfaatkan lagi, sedangkan oksigen yang dihasilkan dapat dialirkan kembali ke dalam smoking room. "Sehingga dapat membuat udara di dalam ruangan tetap segar,' ujarnya di Semarang kemarin. Ide pembuatan T-Box diperoleh dari pengamatan sederhana. Kedua siswa tersebut melihat banyak perokok yang enggan menggunakan smoking room, tetapi lebih memilih merokok di tempat umum. Dari pengamatan diketahui, para perokok tidak memanfaatkan smoking room lantaran kondisi ruangan itu yang kurang nyaman. Selain sempit, asap rokok di dalam smoking room yang tidak terurai membuat ruangan itu penuh asap.




12.                 Mahasiswa UGM Sulap Ikon Halloween Jadi Obat Diabet



JAKARTA – Siapa sangka labu parang yang biasa digunakan untuk membuat kolak atau sebagai hiasan bagi tradisi Halloween, ternyata dapat digunakan sebagai obat diabetes mellitus tipe dua?
Muhammad Rijki, mahasiswa Fakultas Kedokteran Hewan (FKH) Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta menemukan kandungan senyawa saponin dan flavanoid yang terdapat dalam tumbuhan bernama latin Cucurbita moschata L ini dapat menurunkan kadar glukosa darah dan memperbaiki sel beta pankreas untuk menghasilkan insulin kembali.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan Rijki, kandungan saponin secara signifikan dapat menurunkan glukosa darah meskipun percobaan ini baru dilakukan terhadap tikus. Semakin tinggi dosis saponin akan secara signifikan menurunkan kadar glukosa.
Menurut pemuda asal Sukabumi ini, untuk mengobati penyakit diabetes pada manusia, dibutuhkan 400-800 gram labu parang yang telah diekstrasi untuk dikonsumsi tiap hari. Namun, untuk lebih mudah, dia menyarankan agar mengkonsumsi labu parang dalam bentuk jus. “Saponin larut dalam air. Jika dimasak, maka kadar saponin akan berkurang,” katanya seperti dikutip dari situs UGM, Senin (11/7/2011).
Anak kelima dari delapan bersaudara ini mengaku mendapat insiprasi untuk memanfaatkan labu parang ketika sedang berlibur di kampung halamannya, Desa Caringin, Sukabumi, Jawa Barat. Di sana banyak petani yang membudidayakan labu parang sehingga dia tertarik untuk mencari khasiat lain dari labu parang.
“Tapi, sekarang di desa saya sudah jarang yang menanam labu parang. Semoga dengan temuan ini produksi labu parang semakin bertambah,” ujar mahasiswa semester delapan ini.
Berkat penemuannya tersebut, Rijki memperoleh penghargaan Alltech Young Scientist Award dari PT Alltech Biotechnology Indonesia.

13.                 Alat Terapi Otot Dari ITS


Seorang mahasiswa Institut Teknologi Sepuluh November (ITS) Surabaya, Eka Adi Saputra, membuat sebuah alat stimulasi otot yang praktis digunakan. Dia menamakan temuannya, Functional Electrical Stimulation System (FESS). FESS pun dapat menjadi alat terapi alternatif bagi para penderita stroke.
Mahasiswa Teknik Elektro ini menjelaskan, FESS bisa juga dikatakan berfungsi sebagai stimulus eksternal pengganti sinyal otak. Sebab, penderita stroke biasanya bermasalah dengan saraf-saraf tubuhnya. "Perintah dari otak untuk menggerakkan otot pun tidak tersampaikan. Akibatnya, otot menjadi tidak dapat digerakkan,” ujar Eka seperti dikutip dari situs ITS, Kamis (3/3/2011).
FESS dilengkapi dengan sebuah pengendali otomatis, Adaptive Neuro Fuzzy Inferenrence Sistem (ANFIS), yang berfungsi mengontrol seberapa cepat gerakan yang akan dilakukan otot. "Mikrokontroller ANFIS menangkap sensor sudut knee joint. Secara otomatis, proses tersebut memberikan sinyal sesuai kebutuhan pasien," kata mahasiswa angkatan 2006 ini.
Pria penyuka olahraga futsal itu memaparkan, FESS dioperasikan dengan menempelkan elektroda yang berfungsi sebagai konduktor ke kaki penderita stroke. "Elektroda itu kemudian menstimulasi otot untuk bergerak," tuturnya. Eka mengingatkan, penggunaan FESS maksimal hanya 30 menit. "Hal tersebut bertujuan agar otot tidak berkontraksi melebihi batas kemampuannya," mahasiswa asli Banyuwangi tersebut menambahkan.


14.                                    Limbah Kertas Jadi Bata



Para peneliti dari ITS tak pernah lelah berinovasi dan memberikan kontribusi yang bermanfaat bagi masyarakat. Salah satunya, seperti yang baru dilakukan oleh dosen Jurusan Arsitektur Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya ini. Bangunan Berdinding Bahan Bubur Kertas yang Tahan Gempa, begitulah judul penelitiannya.
Kertas apapun yang tidak terpakai atau rusak, sangat dianjurkan untuk dimanfaatkan menjadi bata. Melimpahnya limbah kertas di perkotaanlah penyebab utama Totok melakukan eksperimen ini. Limbah kertas yang ada di Jurusan tempat ia mengajar pun ia jadikan sebagai bahan baku pembuatan bata.
“Saya melakukan percobaan tersebut di laboratorium yang ia ciptakan sendiri di belakang rumah,” aku Totok. Cara pembuatannya yaitu menghancurkan limbah kertas tersebut, kemudian dicampur dengan semen, dan dipress, kemudian dicetak. Dalam sehari, ia bisa memproduksi satu buah bata. Totok juga menyampaikan bahwa keunggulan dari penggunaan limbah kertas yang diolah menjadi ‘bubur’ ini adalah lebih ringan, serta bila terkena gempa dan roboh tidak terlalu keras seperti bata biasa.

15.     Con Block Dari Kulit Kerang Ala ITS



SURABAYA - Tiga mahasiswa Institut Teknologi Sepuluh November (ITS) Surabaya membuat penemuan yang ramah lingkungan.
Para mahasiswa dari Jurusan Teknik Sipil ITS ini menggunakan bahan limbah tangkapan laut yaitu kulit kerang laut, menjadi bahan konsentrat bahari bangunan.
Menurut para mahasiwa, Deni Erfianto, Prayogi, dan Helda, kerang dimanfaatkan untuk membuat Porous Concrete, semacam con block (bahan bangunan yang digunakan untuk perkerasan) yang digunakan sebagai lantai parket atau taman.
“Con blok itu memiliki fungsi hijau, yakni air bisa meresap ke dalam tanah sehingga tidak menyebabkan banjir. Sisi ekonomisnya adalah memanfaatkan barang yang terbuang,” ujar Deni, yang sedang menjalani semester enam.
Porous Concrete memiliki kekuatan 18 mpa. Kini, Deni dan kawan-kawan tengah berupaya menambah kekuatan hingga 20 mpa.
"Kekuatan itu sudah cukup jika dilintasi kendaraan roda empat," ujar Deni
Lantas, kenapa memilih kulit kerang?

16.     Biomethagreen, Biogas dari Sampah (Muhammad Fatah Wiyatna )


Biogas dari kotoran ternak atau biogas dari limbah tahu telah seringkali kita dengar. Namun, biogas juga dapat diperoleh dari sampah..
Biomethagreen adalah konsep pengelolaan sampah di tempat, ramah lingkungan dan berdaya guna. Jika sampah sudah dikelola dari setiap sumbernya seperti pemukiman, pasar, hotel, rumah makan, rumah sakit, perkantoran dan sebagainya, maka akan sangat sedikit residu sampah yang diangkut ke TPA sehingga akan mengurangi biaya pengangkutan, pencemaran lingkungan dan lainnya.
Biomethagreen sangat cocok diterapkan dilokasi-lokasi tersebut karena proses dan tampilannya yang ramah lingkungan dan bentuknya menarik sesuai lokasi dimana instalasi itu dibangun, seperti bentuk perahu yang akan dibangun pada sebuah kafe di Jl. Sumatra Bandung.
Teknologi ini menggunakan sistem anaerob, yaitu sistem tertutup. Bahan organik yang dimasukkan ke dalam biodigester Biomethagreen nantinya akan dirombak oleh bakteri khusus penghasil methan melalui mekanisme perombakan sehingga menghasilkan gas bio. Gas bio yang dihasilkan akan digunakan sebagai bahan bakar untuk memasak, pemanas ayam (brooder) dan energi listrik yang sangat aman dan bermanfaat.


17.     Limbah Plastik Jadi Bahan Bakar Minyak ( Tri Handoko )


 

Di tangan Tri Handoko, ribuan ton limbah plastik yang menggunung di tempat pembuangan akhir (TPA) kota Madiun, Jawa Timur, diubah menjadi bahan bakar minyak bernilai jual, seperti solar dan premium, dengan teknologi tepat guna.
Sistem kerja yang digunakan adalah pirolisis atau destilasi kering. Limbah plastik dipanaskan di atas suhu leburnya sehingga berubah jadi uap.
Proses pemanasan ini menyebabkan perekahan pada molekul polimer plastik menjadi potongan molekul yang lebih pendek. Selanjutnya, molekul-molekul ini didinginkan jadi fase cair.
Cairan yang dihasilkan jadi bahan dasar minyak atau minyak mentah. Dengan destilasi ulang menggunakan temperatur berbeda, yakni mengacu pada titik uap, minyak mentah diproses menjadi premium atau solar.
”Jika suhu pemanasan yang digunakan di atas 100 derajat celsius, yang dihasilkan adalah zat yang mendekati atau memiliki unsur sama dengan premium. Tinggal mengembunkan lagi uapnya, kita dapat premium,” ujarnya.
Konsep dasarnya mengambil unsur karbon (C) dari polimer penyusun plastik. Polimer tersusun dari hidrokarbon, yakni rangkaian antara atom karbon (CO2) dan hidrogen (H2O).
Untuk menghasilkan premium perlu rantai hidrokarbon dengan molekul lebih pendek, yakni C6-C10. Untuk menghasilkan minyak tanah dan solar perlu rantai hidrokarbon dengan molekul lebih panjang, yakni C11–C15 (minyak tanah) dan C16-C20 (solar).
Pada proses akhir perlu refinery, yakni pengolahan bahan baku minyak menjadi minyak siap digunakan. Caranya, dengan mencuci, penambahan aditif, mereduksi kandungan gum atau zat beracun, dan mengklasifikasikan atau mengelompokkan berdasarkan panjang rantai hidrokarbon.
Untuk memproses limbah plastik menjadi bahan bakar yang dikehendaki perlu alat. Sekilas, bentuk alat mirip tripod kamera atau handycam dengan sejumlah kaki penopang. Yang diutamakan adalah fungsinya.
Manfaat yang lebih diharapkan dari inovasi adalah membantu mengatasi masalah lingkungan, meningkatkan taraf hidup masyarakat, dan tawaran solusi mencari energi alternatif.


18.      Alat Transfer Energi Listrik Nirkabel Untuk Pengisian Baterai Ponsel & Laptop



 Tim peneliti Universitas Indonesia (UI) berhasil menemukan cara baru dalam mentransfer energi listrik melalui media nirkabel (tanpa kabel). Salah satu aplikasi dari teknologi transfer energi listrik nirkabel ini nantinya dapat diterapkan untuk pengisian baterai ponsel melalui udara alias tanpa melalui kabel.
Vendor ponsel asal Amerika Serikat Palm telah mengaplikasikan prinsip serupa pada produk ponsel pintar mereka, Palm Pre. Baterai ponsel pintar ini bisa diisi dengan hanya menaruh ponsel ini dengan sebuah dok pengecas tanpa kabel bernama TouchStone.
Namun, penelitian Eko dan timnya telah berhasil mengaplikasikan pengisian baterai ponsel melalui berbagai media tanpa kabel, seperti melalui udara, air, bahkan dinding beton hingga jarak 60 cm. Sebelumnya, untuk pembuktian konsep ini, Eko sempat membuat alat transfer listrik yang bisa menembus air dan beton.
Alat ini sendiri secara garis besar terdiri dari empat komponen, yakni rangkaian pemancar listrik, antena pemancar (transmitter), antena penerima (receiver), dan rangkaian penerima, yang dipasangi dengan lampu pijar.
Anehnya, alat transfer listrik ini bisa menembus air akuarium, tanpa melukai ikan. Padahal, seperti diketahui, air adalah salah satu konduktor. Dan secara teoritis, arus yang mengalir pada antena pemancar itu sudah cukup untuk menyetrum ikan-ikan di akuarium hingga mati. Namun, hal ini tidak terjadi.
Metode transfer listrik ini sendiri menggunakan prinsip resonansi frekuensi elektromagnetik. Eko menganalogikan sebuah garpu tala yang bila dibunyikan akan membuat garpu tala lain dalam jarak tertentu turut berbunyi.
Fenomena resonansi frekuensi serupa ini, kata Eko, juga terjadi saat sebuah antena pemancar (transmitter) dialiri arus listrik. Antena itu akan menghasilkan medan magnet pada frekuensi tertentu dan membuat antena penerima mengalami medan magnet yang sama, sehingga bisa menghasilkan arus listrik di sisi penerima.
Prinsip ini tak hanya bisa diterapkan untuk pengisian baterai ponsel secara nirkabel, melainkan juga bisa diaplikasikan untuk transfer listrik untuk semua peralatan elektronik berdaya kecil, meliputi radio, televisi, lampu, laptop, pemutar musik, dan gadget-gadget lain.
Oleh karenanya, ke depan, Eko menjelaskan, ia tengah mengembangkan alat ini untuk bisa diaplikasikan pada ponsel atau laptop, sehingga pengguna ponsel dan laptop itu bisa mengisi baterai gadgetnya di hotspot-hotspot tertentu yang ditenagai oleh sel surya, yang berfungsi menyuplai listrik secara nirkabel hingga radius 2 meter.

19. Alat Deteksi Gempa Seharga Rp.50.000



 

Siapa bilang teknologi canggih harus mahal. Buktinya, hanya dengan modal Rp50.000, tiga mahasiswa Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo berhasil menciptakan sebuah alat pendeteksi (detektor) gempa yang terbilang canggih.
Detektor ini berhasil memenangi juara 1 Kompetisi Rancang Bangun 2010 tingkat nasional yang berlangsung 22-23 Oktober 2010 di Universitas Udayana, Bali.
Alat deteksi gempa itu dibuat oleh Tatang Kukuh Wibawa, Ali Zakaria, dan Fitrianto. Alat yang terdiri dari rangkaian alarm lengkap dengan relay, speaker kecil, dan stop kontak ini dihubungkan sebuah gelang besi dan bandul dari kelereng berbalut kawat tembaga sebagai sensor gerak. Listrik alat ini bersumber dari baterai 9 volt.
Detektor ini pada prinsipnya bertumpu pada bandul besi yang akan bergetar akibat guncangan gempa. Jika getaran gempa cukup besar, bandul tersebut akan menyentuh lempengan yang berbentuk lingkaran (ring) yang dipasang di sekitarnya.
Persentuhan bandul dengan ring yang disambungkan dengan sistem relai listrik itu akan langsung membunyikan alarm yang dipasang pada sistem rangkaian detektor.

20.     Mobil Esemka Sulit Dapatkan Hak Paten  


 MOBIL Esemka hasil karya siswa Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) di Solo harus melalui jalan panjang untuk mendapatkan hak paten atas teknologi maupun hak cipta atas desainnya. Pasalnya, mobil Esemka harus memenuhi unsur kebaruan apabila ingin mendapatkan hak cipta yang dilindungi payung hukum.

Menurut Ramli, hak cipta untuk mobil Esemka bisa didapatkan apabila ada desain atau teknologi baru yang dihasilkan. "Syaratnya itu harus ada unsur kebaruan. Kalau mereka menemukan subyek baru silakan mendaftar ke Ditjen HKI nanti kita uji substantif," kata Ramli.

Menurut Ramli, sebaiknya para siswa membuat modifikasi baru pada desain mobil Esemka. Modifikasi bisa dilakukan dengan meniru desain mobil yang usianya sudah lebih dari 10 tahun. Ramli menjelaskan, hak cipta mobil yang usianya lebih dari 10 tahun sudah kadaluarsa dan boleh untuk ditiru. Sedangkan teknologi yang bisa ditiru harus berusia di atas 20 tahun.

Dirjen Ramli mengingatkan, mobil Esemka akan dikenakan pembayaran royalti apabila meniru desain mobil keluaran di bawah tahun 2002. Apabila tidak membayar royalti maka mobil yang ditiru bisa melakukan gugatan secara pidana maupun perdata.
Menurut Adri, PT SMK diakui sebagai pemegang merek mobil Esemka secara yuridis. Artinya, pihak lain tidak bisa menggunakan nama mobil Esemka dalam produknya.


21. Mahasiswa UGM Ubah Urin Kambing Jadi Pupuk Organik






JAKARTA - Pemanfaatan susu kambing Ettawa sudah biasa dilakukan oleh para peternak. Namun, urin kambing pun bisa disulap menjadi produk baru dengan nilai ekonomis tinggi. Ya, di tangan mahasiswa Universitas Gadjah Mada (UGM), Yogyakarta urin kambing Ettawa diubah menjadi pupuk cair bernama pupuk urin organik Ettawa alias Purinowa. Pupuk cair ini dibuat dari urin kambing peranakan Ettawa yang telah difermentasi. Diformulasi dengan bahan-bahan organik, pupuk cair ini ternyata mampu menjaga dan memelihara kesuburan tanah dan tanaman. 

Sang inovator, yakni Munif Khoriunamala, mahasiswa Fakultas Kedokteran Hewan UGM mengatakan, ide ini muncul setelah kelompok peternak kambing Ettawa di daerah Dusun Barak I, Margoluwih, Sayegan, Sleman, mangeluhkan bau tidak sedap urin di kandang kambing hingga membuat para tetangga terganggu. Lalu, Munif bersama anggota timnya membuat ide untuk memanfaatkan urin tersebut untuk diolah menjadi pupuk organik. Bagaimana caranya? Bagian bawah kandang dipasang pipa paralon berlubang. Cairan urin yang menetes dari kandang, masuk ke pipa, yang kemudian dialirkan ke dalam bak penampung kapasitas 2.000 liter. "Sementara ini, tiap bak menampung urin dari 10 ekor Ettawa. Tiap hari, rata-rata satu ekor kambing menghasilkan minimal tiga liter urin,” tutur Munif, seperti dilansir dari laman UGM, Rabu (4/7/2012).

 

22.     "Perjaka", Permen Sehat dari Ikan



JAKARTA - Permen adalah panganan kegemaran anak-anak yang terbuat dari gula dan sedikit protein. Bayangkan jika bahan baku pembuat permen adalah daging ikan? Bagaimana ya rasanya?

Ya, di tangan Nuky Hanggara dan Erfin Dwi Priana, daging ikan kakap bisa disulap menjadi permen kaya protein. Bahkan, kedua mahasiswa pascasarjana Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) ini juga memberikan nama unik bagi produk mereka, yakni Perjaka.

Menurut Nungky, pemilihan ikan kakap sebagai bahan baku Perjaka berdasarkan berbagai pertimbangan. Kandungan protein yang tinggi serta baunya yang tidak terlalu amis, menjadi salah satu alasan utama.

"Namun tetap digunakan nanas sebagai campuran untuk menghilangkan bau amis ikan. Kalau ikan laut lain, seperti Salmon, harganya mahal dan saat dimasak baunya semakin amis," ujar Nungky yang merupakan alumni jurusan Tata Boga UNY seperti dilansir dari situs UNY, Kamis (10/11/2011).

Selain ikan, lanjutnya, rumput laut juga menjadi bahan baku dalam pembuatan Perjaka. Perbandingan bahan-bahan baku tersebut yakni 20 persen daging ikan kakap, 50 persen rumput laut, dan 30 persen sisanya terdiri dari gelatin, nanas, perasa alami, gula, serta air.

Bahkan tidak hanya mengandung protein, Perjaka juga kaya akan vitamin. Hal ini dibuktikan dengan variasi rasa Perjaka yaitu sawi, strawberi dan bit, wortel, cokelat, serta kopi.

"Perjaka sangat baik untuk anak-anak, karena memiliki kandungan gizi yang lengkap dan membantu anak-anak yang kesulitan mengonsumsi ikan," katanya menjelaskan.

Cara pembuatan permen sehat ini juga terbilang mudah. Semua bahan baku dihaluskan menggunakan blender kemudian dipanaskan dan ditambahkan gula. Selanjutnya, tuangkan gelatin yang telah dipanaskan dengan air. Aduk rata dan cetak.

Hasil karya dua sekawan ini berhasil meraih juara empat dalam lomba Inovasi Pengembangan Produk Perikanan kategori mahasiswa. Perlombaan yang dihelat belum lama ini di Jakarta merupakan besutan Kementerian Kelautan dan Perikanan.
 


23.     UGM Bangun Sistem Suplai Air Tenaga Matahari




Yogyakarta (ANTARA News) - Mahasiswa Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta membangun sistem pengangkatan air yang bertenaga matahari untuk memenuhi kebutuhan air bersih di Desa Giriharjo, Panggang, Kabupaten Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).

"Sistem pengangkatan air dengan menggunakan tenaga matahari itu mampu menyuplai 7.800 liter per hari untuk memenuhi kebutuhan 118 kepala keluarga yang belum terdistribusi air bersih," kata penggagas pembangunan sistem dan instalasi tersebut Ahmad Agus Setiawan di Yogyakarta, Kamis.
Ia mengatakan, dengan modal dana Rp250 juta hadiah dari Mondialogo Engineering Award (MEA) 2007, mahasiswa dalam Komunitas Mahasiswa Sentra Energi (Kamase) UGM itu menggunakannya untuk pembangunan fisik sistem dan instalasi pengangkatan air dengan tenaga matahari.

"Pembangunan fisik mulai dilakukan pada Juli 2008 dan selesai pada Agustus 2009. Pemilihan penggunakan teknologi matahari disebabkan Desa Giriharjo memiliki potensi sinar matahari 4,5 jam per hari," katanya.

Pemasangan panel surya tersebut, menurut dia, berada di atas bukit yang berjarak 1.400 meter dari permukiman penduduk. Panel surya yang digunakan sebanyak 12 buah dan bisa menghasilkan listrik 1.200 watt.

"Listrik yang dihasilkan panel surya tersebut untuk menghidupkan pompa submersibel yang berada dalam air untuk mengangkat air yang kemudian dialirkan ke pipa sepanjang 1.600 meter untuk mengisi enam tandon air yang tersebar di premukiman penduduk. Masing-masing tandon air berkapasitas 5.000 liter," katanya.

Ia mengatakan, pengelolaan instalasi tenaga surya dan pendistribusian air dilakukan melalui kegiatan kuliah kerja nyata (KKN) program pemberdayaan masyarakat (PPM) sudah dibentuk organisasi masyarakat setempat yang diberi nama Organisasi Pengelola Air Kaligede (Opakg).

"Untuk pemeliharaan sudah dibentuk Opakg. Pembentukan organisasi itu cukup penting karena mereka harus bersama untuk mengelola semuanya," kata Ahmad yang juga dosen Fakultas Teknik UGM.



24.     Mahasiswa UNY Ciptakan Mesin Pemotong Kentang




JAKARTA - Menjamurnya rumah makan siap saji di Yogyakarta khususnya menjadi alasan tiga mahasiswa Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) menciptakan sebuah inovasi. Mereka menciptakan sebuah alat pemotong kentang otomatis.

Mereka adalah Syafiq, mahasiswa semester lima jurusan Pendidikan Teknik Mesin; Riza, mahasiswi semester lima jurusan Manajemen Pendidikan; dan Rizky, mahasiswa jurusan Pendidikan Fisika.

Menurut Syafiq, pembuatan alat ini berawal dari menu kentang goreng (french fries) yang terdapat dalam rumah makan siap saji. Umumnya, panganan ini berbentuk balok panjang dengan rasa yang renyah.

"Akan tetapi, dari hasil survei yang dilakukan terhadap sejumlah rumah makan di Yogyakrta, potongan kentang tersebut masih berasal dari luar negeri," ujar Syafiq seperti dilansir dari situs UNY, Selasa (15/11/2011).

Alat ciptaan tiga sekawan ini memiliki banyak manfaat bagi para produsen makanan. Pasalnya, mesin yang bekerja dengan mekanisme silinder ini berkapasitas 138 kilogram (kg) kentang balok per jam untuk satu kali proses memotong.

"Selain itu, alat pemotong kentang otomatis ini bentuknya sederhana, minimalis, dan tidak memakan banyak tempat," katanya menambahkan.

Hasil karya putra-putri Kota Gudeg ini berhasil meraih juara tiga dalam Lomba Cipta Alat Tepat Guna. Riza mengaku merasa senang dan tidak menyangka atas prestasi yang diraihnya.

"Setelah melalui proses seleksi yang cukup panjang, dimulailah pengumpulan proposal, pembuatan alat, dan presentasi, serta uji coba karya. Akhirnya, hasil rancangannya sukses menarik minat para juri yang hadir,” ujar Riza.


25.     Mahasiswa UMY Ciptakan Alarm Minum Obat TBC

 

JAKARTA - Tuberkulosis (TBC) merupakan penyakit yang dapat diobati dengan pengobatan intensif. Penderita harus disiplin dalam meminum obat dan tidak boleh terlewat sekali pun selama enam bulan. 

Jika pasien lupa meminum obat sekali saja, maka pengobatan tersebut harus diulang dari awal. Padahal, pengobatan yang dilakukan berulang-ulang akan membentuk kekebalan di tubuh pasien terhadap obat tersebut.

Berangkat dari hal ini, dua mahasiswa Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan (FKIK) Universitas Mudammadiyah Yogyakarta (UMY) menciptakan fasilitas pengingat minum obat bagi pasien TBC. Program ciptaan karya Aldilas Achmad Nursetyo dan Ahmad Ali Zulkarnain ini berupa Short Message Services (SMS) otomatis berbasis android.
 

Menurut Aldilas, alat ini menggunakan perangkat lunak PMO System v.10 yang dapat mengirimkan SMS secara berkala dan otomatis. "Setiap hari dalam waktu yang sama, pasien akan selalu diingatkan untuk meminum obat. Sehingga pasien tidak lupa atau terlambat ketika meminum obatnya," ujar Aldi, sapaan Aldilas seperti dilansir dari situs UMY, Rabu (26/10/2011).

Aldi mengungkapkan, untuk menggunakan fasilitas ini, pasien harus memasukkan data diri terkait dengan pengobatan, seperti nama, obat yang harus diminum, jumlah tablet yang harus diminum, dan sebagainya.

"Pasien harus memasukkan nama, obat yang harus diminum, jumlah tablet yang harus diminum, nama dokter yang merawat, serta jadwal pengiriman sms. Setelah data tersimpan, SMS akan dikirimkan sesuai jadwal yang ditentukan," katanya menjelaskan.

Dalam pengoperasian alat ini, dua sekawan ini mengajak Balai Pengobatan Penyakit Baru (BP4) Kota Yogyakarta sebagai mitra kerja sama. "BP4 merupakan pusat data pasien TBC di Yogyakarta sehingga kami mengujicobakan alat tersebut di sini. Ketika dokter di sini menggunakan alat tersebut, kami mendapatkan respons yang cukup baik dari pasien maupun keluarga pasien," ujar Aldi menerangkan.

Melihat respons yang cukup baik mengenai alat ciptaannya, Aldi dan Ahmad berniat untuk mengembangkan aplikasi alat tersebut, sehingga tidak berbasis pada android saja.
 

"Salah satunya mengupayakan agar pemrograman perangkat lunak ini dapat dipasang atau digunakan pada telepon genggam. Ini memungkinkan alat ini digunakan oleh banyak orang sehingga semakin banyak pasien TBC yang terbantu," tuturnya. 


26. Mahasiswa Unesa Ciptakan Penyaring Air Dari Cangkang Kerang




 JAKARTA - Bekeinginan mengubah mindset bangsa Indonesia dari konsumtif menjadi produktif menjadi landasan Yulianto Laksmono Putra menciptakan inovasi. Mahasiswa Universitas Negeri Surabaya (Unesa) ini membuat “Steril Purifire Water Alat Pengolah Air dengan Media Cangkang Kerang.” Pembuatan alat tersebut bermula dari penelitian dari Yulianto di Desa Padimunegoro, Sukodono, Sidoarjo. Di desa tersebut dia yang menemukan pertama kandungan besi (Fe) dan mangan (Mg) yang melimpah pada air. 
Selain itu, mahasiswa jurusan Fisika Fakultas Matematika dan IPA (FMIPA) itu juga melihat adanya limbah cangkang kulit kerang yang dibiarkan begitu saja. 

Maka, Yulianto pun tergerak untuk mengatasi dua permasalahan tersebut dalam satu solusi. Dia pun memutuskan membuat alat penyaring air dengan menggunakan media cangkang kerang. Produksi alat ini dimulai dengan pembuatan tepung CaCO3 yang terbuat dari cangkang kerang yang akan berfungsi sebagai penyaring. "Cangkang kerang berfungsi untuk mengurangi kadar besi, mangan, serta logam lainnya yang terlarut di dalam air karena mengandung kalsium karbonat (CaCO3) dengan kadar yang tinggi," ujar Yulianto, seperti dilansir dari laman Unesa, Rabu (27/6/2012).
Karya Yulianto tersebut berhasil lolos program Recognition and Mentoring Program yang diadakan oleh Institut Pertanian Bogor (IPB) menyingkirkan peserta lainnya. Kegiatan awal dari RPM adalah pre-mentoring dari IPB. Salah satu penguji penelitian Yulianto asal IPB, yakni M Faiz Syaib menyebut, alat ini sudah sesuai rencana awal untuk mengurangi kadar besi yang berlebih pada kandungan air yang bebahaya untuk tubuh. "Alat ini berguna untuk mengubah mindset bangsa indonesia yang pada umumnya komnsumtif menjadi produktif,"